DrAhlusSunnah

Sunday, December 18, 2005

Tentang Khamar yang Dijadikan Obat

***********************************************************************************

Q1. “Mereka ada bertanya kepadamu dalam perkara khamar dan judi, maka katakanlah bahwa keduanya itu dosa besar tetapi ada kemanfaatan bagi manusia tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya itu.” (QS. Al Baqarah, 2:219)

H2. Dari Wa’il al-Hadlrami, sesungguhnya telah bertanya Thariq Bin Suwaid kepada Nabi SAW tentang khamar yang ia dijadikan obat. Maka sabda Nabi SAW, “Itu bukanlah obat melainkan penyakit.” (HR Muslim Dan Abu Dawud).

H3. Sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan dengan sesuatu yang ia haramkan atasmu.” (HR Al-Bukhariy)

H4. Sabda Nabi SAW, “Semua yang memabukkan itu khamar dan semua khamar itu haram.” (HR Muslim)

H5. Sabda Nabi SAW, “Minuman apapun jika kadar banyaknya memabukkan, sedikitnya pun haram.” (HR At-Tirmidziy)

(Diambil dari buku: Kedokteran Islam Sejarah & Perkembangannya Terbitan: Dzikra, Ditulis: Dr. Ja’far Khadem Yamani ; pada mukasurat 43)

Kedokteran Islam

Dalam perkembangan sejarah kedokteran Islam dikenal tabib-tabib ahli Sunnah antara lain

i. Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ayyub ibnu Sa’aduddin Hafidz, Ibnu al-Qayyim al-Jauziah ad-Dimasyqi, ia adalah anak didik Imam Ibnu Taimiyah yang terkenal teguh memegang ajaran ‘akidahnya. Ibnul Qayyim adalah seorang fuqaha’ dan seorang tabib, ia lahir di Jauz, Damsyiq (Damaskus) pada tahun 691 Hijriah dan wafat pada tahun 751 Hijriah.

Ibnul Qayyim banyak menulis kitab sampai berpuluh-puluh jilid, berisikan fiqih, akidah, farmasi dan kedokteran. Di antara kitab-kitab tulisannya yang terkenal, antara lain: Zad-ul-Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ubbad, Kitab Ar-Ruh, At-Tha’un, Al-Jawab al-Kafi li Man Sa’ala ‘an ad-Dawa as-Syafi (Jawaban bagi seorang yang bertanya Tentang Obat yang Mujarab), Thibbun Nabawi, Thibbul Qulub, dan lain-lainnya.

Dalam kitab kedokterannya dijelaskannya fungsi alat-alat tubuh, musran (usus), peredaran darah dalam alakan tubuh, pekerjaan jantung, pekerjaan hati, dan lain-lainnya. Di dalamnya dijelaskan laki dan benih perempuan. Dalam uraian tentang ath-thibb itu ia selalu membawakan dalil Al-Quran dan hadis Nabi SAW.

(Diambil dari buku: Kedokteran Islam Sejarah & Perkembangannya Terbitan: Dzikra, Ditulis: Dr. Ja’far Khadem Yamani ; pada mukasurat 114)